Laptop merupakan salah satu gadget yang kini sudah menjadi kebutuhan banyak kalangan mulai dari, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, desainer, karyawan, pegawai, bahkan hingga pedagang online. Sama seperti halnya ponsel, laptop juga diproduksi oleh berbagai merk terkenal dengan fitur, spesifikasi serta desain yang beragam. Salah satu inovasi laptop terbaru adalah penggunaan baterai tanam.
Berbeda halnya dengan laptop jaman dahulu yang dibuat oleh produsen dengan desain baterai yang bisa dilepas (removable battery), para desainer laptop kini menggunakan baterai tanam (non-removable battery) sebagai salah satu metode untuk mendukung desain laptop yang slim atau tipis sehingga lebih mudah dibawa kemana-mana. Akibatnya, pemilik laptop tidak bisa lagi melepas dan memasang baterai sesuka hati.
Penggunaan baterai tanam pada laptop digadang-gadang memiliki keunggulan yaitu kinerja yang lebih baik dan usia yang lebih panjang dibandingkan dengan baterai biasa yang bisa dilepas. Namun ternyata awet atau tidaknya sebuah baterai tanam bukan bergantung pada bentuknya, namun lebih ke cara menjaga, merawat dan juga cara penggunaan dari baterai itu sendiri.
Untuk menjaga suhu laptop agar tetap stabil memang cukup sulit. Namun ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan salah satunya adalah meletakkannya di suhu ruangan yang sejuk. Akan lebih baik jika kamu memakai laptop ditempat yang memiliki pendingin udara. Jika memang tidak ada pendingin ruangan di rumah kamu, maka kamu bisa pakai tips berikut ini.
Memakai Kipas Tambahan. Colling pad atau kipas tambahan yang biasanya diletakkan dibawah laptop dapat menjadi alternatif solusi buat kamu yang tidak punya AC dirumah. Penggunaan colling pad dapat menurunkan suhu pada laptop dan membuat sirkulasi udara lebih baik.
Jangan Digunakan Diatas Kasur. Menggunakan laptop diatas kasur sama halnya dengan "menjemput maut" untuk laptop itu sendiri. Selain menyebabkan sirkulasi udara terganggu yang membuat overheat sehingga merusak elemn baterai tanam, panas pada laptop dapat mengakibatkan percikan api pada kasur.
Menjalankan Software Melebihi Spesifikasi. Penyebab laptop cepat panas juga bisa berasal dari software yang dijalankan. Terlebih jika software tersebut sangat berat melebihi spesifikasi laptopmu. Maka hardware-nya harus bekerja karas sehingga akan cepat panas.
Tips ini dapat kamu terapkan ketika laptop akan lama tidak digunakan misalkan ditinggal keluar kota, liburan atau menjalankan kesibukan lain. Sebelum "meninggalkannya" dalam waktu cukup lama, pastikan baterai tanam terisi daya antara 50-70% sehingga ketika kamu sudah kembali, laptop dapat dinyalakan karena masih terisi daya.
Sebenarnya boleh saja kamu menggunakan laptop sambil di charge, namun yang perlu kamu garis bawahi adalah tidak membiarkan proses pengisian daya berjalan terus bahkan saat baterai tanam sudah dalam posisi terisi penuh. Meski laptop dengan baterai tanam sudah dibekali teknologi yang mampu menjaga dari over-charging. Tapi sebaiknya kamu hentikan pengisian daya ketika sudah penuh.
Baca Juga:
Maka dari itu, sebaiknya kamu perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengisi daya baterai tanam laptopmu. Biasanya laptop akan memberikan peringatan baterai lemah pada interval daya 15% hingga 25%. Pada saat inilah kamu direkomendasikan untuk segera mengisi daya dan bukan menunggunya hingga benar-benar kosong.
Terlebih jika laptop dipaksakan untuk menjalankan software diluar batas kemampuan spesifikasinya. Dengan durasi yang panjang menjalankan software yang berat, itu merupakan perpaduan yang "sempurna" untuk laptop mencapai batas overheat. Kondisi ini akan langsung berimbas pada baterai tanam terlebih jika digunakan sambil diisi daya.
Kamu disarankan agar menggunakan laptop sesuai kapasitasnya. Ditambah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Jika terpaksa digunakan dalam waktu lama, sebaiknya laptop diistirahatkan setiap 4-5 jam hingga dingin. Dengan begini baterai tanam laptop akan lebih stabil kondisinya sehingga dapat memperpanjang umurnya.
Jika kamu memaksakan memakai charger diluar bawaan laptop, kamu akan menerima berbagai resiko buruk. Terlebih jika charger tersebut memiliki ukuran voltase dan ampere yang tidak sesuai. Bisa-bisa baterai tanam pada laptop kamu kinerjanya akan turun drastis bahkan bisa mengalami kebocoran. Intinya, selalu gunakan charger bawaan laptopmu.
Namun, penggiat teknologi memiliki pandangan bahwa baterai tanam umumnya bisa bertahan pada siklus 300 sampai 500 kali charging. Artinya, baterai laptop dapat bertahan dalam kondisi terbaik paling tidak selama 2 hingga 3 tahun pertama. Namun hal ini hanya sebatas teori saja, semuanya kembali lagi pada cara penggunaannya.
Mengingat kondisi terbaik baterai tanam laptop memiliki batas dalam siklus tertentu, maka sebaiknya kamu melakukan proses charging dengan benar. Pastikan mencabut daya ketika baterai benar-benar penuh atau terisi 100%. Hilangkan kebiasaan buruk untuk mencabut charger ketika belum terisi penuh karena dapat mempercepat siklus penurunan kinerja.
Berbeda halnya dengan laptop jaman dahulu yang dibuat oleh produsen dengan desain baterai yang bisa dilepas (removable battery), para desainer laptop kini menggunakan baterai tanam (non-removable battery) sebagai salah satu metode untuk mendukung desain laptop yang slim atau tipis sehingga lebih mudah dibawa kemana-mana. Akibatnya, pemilik laptop tidak bisa lagi melepas dan memasang baterai sesuka hati.
Penggunaan baterai tanam pada laptop digadang-gadang memiliki keunggulan yaitu kinerja yang lebih baik dan usia yang lebih panjang dibandingkan dengan baterai biasa yang bisa dilepas. Namun ternyata awet atau tidaknya sebuah baterai tanam bukan bergantung pada bentuknya, namun lebih ke cara menjaga, merawat dan juga cara penggunaan dari baterai itu sendiri.
Cara Merawat dan Menjaga Baterai Tanam Laptop Agar Tetap Awet
Seperti yang sudah kita singgung diatas bahwa awet atau tidaknya sebuah baterai termasuk baterai tanam pada laptop tergantung bagaimana kamu menjaga dan merawat baterai tersebut ketika digunakan. Dengan cara penggunaan yang benar dan tepat, baterai apapun akan menjadi lebih stabil kinerjanya dan lebih panjang usianya. Berikut ini adalah 7 rahasia menjaga baterai tanam laptop agar tetap awet.Selalu Jaga Suhu Laptop
Suhu memang menjadi salah satu masalah klasik bagi setiap pengguna laptop. Suhu laptop yang terlalu tinggi ternyata dapat berakibat buruk terhadap usia baterai tanam. Elemen yang ada didalam baterai tanam akan beraksi jika terkena suhu yang cukup tinggi. Salah satu cara terbaik untuk membuat performanya agar tetap prima adalah dengan menjaga suhu laptop menjadi stabil.Untuk menjaga suhu laptop agar tetap stabil memang cukup sulit. Namun ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan salah satunya adalah meletakkannya di suhu ruangan yang sejuk. Akan lebih baik jika kamu memakai laptop ditempat yang memiliki pendingin udara. Jika memang tidak ada pendingin ruangan di rumah kamu, maka kamu bisa pakai tips berikut ini.
Memakai Kipas Tambahan. Colling pad atau kipas tambahan yang biasanya diletakkan dibawah laptop dapat menjadi alternatif solusi buat kamu yang tidak punya AC dirumah. Penggunaan colling pad dapat menurunkan suhu pada laptop dan membuat sirkulasi udara lebih baik.
Jangan Digunakan Diatas Kasur. Menggunakan laptop diatas kasur sama halnya dengan "menjemput maut" untuk laptop itu sendiri. Selain menyebabkan sirkulasi udara terganggu yang membuat overheat sehingga merusak elemn baterai tanam, panas pada laptop dapat mengakibatkan percikan api pada kasur.
Menjalankan Software Melebihi Spesifikasi. Penyebab laptop cepat panas juga bisa berasal dari software yang dijalankan. Terlebih jika software tersebut sangat berat melebihi spesifikasi laptopmu. Maka hardware-nya harus bekerja karas sehingga akan cepat panas.
Usahakan Baterai Tanam Selalu Terisi
Meski sedang tidak dipakai, sebaiknya jangan meninggalkan laptop dengan baterai tanam dalam keadaan kosong. Daya yang terisi pada baterai memiliki andil cukup besar dalam menentukan awet tidaknya sebuah baterai tanam. Produsen laptop terkenal asal Amerika Serikat, Hawlett Packard (HP) merekomendasikan agar baterai tanam selalu terisi daya pada interval 50-60% dan dalam suhu 20-26 derajat celcius.Tips ini dapat kamu terapkan ketika laptop akan lama tidak digunakan misalkan ditinggal keluar kota, liburan atau menjalankan kesibukan lain. Sebelum "meninggalkannya" dalam waktu cukup lama, pastikan baterai tanam terisi daya antara 50-70% sehingga ketika kamu sudah kembali, laptop dapat dinyalakan karena masih terisi daya.
Perhatikan Cara Penggunaan dan Pengisian Daya Baterai Tanam
Salah satu tips menjaga baterai tanam laptop tetap awet adalah dengan memperhatikan cara penggunaan serta cara pengisian dayanya. Kebanyakan orang sering menggunakan laptop sambil diisi daya hingga waktu yang cukup lama. Namun cara penggunaan yang seperti justru tidak baik untuk kesehatan elemen baterai itu sendiri.Sebenarnya boleh saja kamu menggunakan laptop sambil di charge, namun yang perlu kamu garis bawahi adalah tidak membiarkan proses pengisian daya berjalan terus bahkan saat baterai tanam sudah dalam posisi terisi penuh. Meski laptop dengan baterai tanam sudah dibekali teknologi yang mampu menjaga dari over-charging. Tapi sebaiknya kamu hentikan pengisian daya ketika sudah penuh.
Jangan Biarkan Baterai Tanam Habis Hingga 0%
Setiap baterai pasti memiliki titik terendah performa, begitu juga baterai tanam laptop. Kamu tidak bisa menghindari, namun dapat mencegahnya agar lebih tahan lama. Menghabiskan baterai hingga 0% adalah cara yang buruk. Berdasarkan penelitian dari batteryuniversity.com, menggunakan baterai hingga habis atau 0% akan membuat usia baterai menjadi jauh lebih pendek.Baca Juga:
- Baterai Laptop Cepat Habis Padahal Masih Baru? Ini Penyebabnya
- 7 Cara Merawat Baterai Tanam Laptop Agar Lebih Awet
- Charger Laptop Terkena Air dan Basah? Ini Ciri-ciri dan Cara Menanganinya
Maka dari itu, sebaiknya kamu perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengisi daya baterai tanam laptopmu. Biasanya laptop akan memberikan peringatan baterai lemah pada interval daya 15% hingga 25%. Pada saat inilah kamu direkomendasikan untuk segera mengisi daya dan bukan menunggunya hingga benar-benar kosong.
Tidak Memaksa Laptop Bekerja Keras
Cara menjaga baterai tanam laptop agar awet yang selanjutnya adalah dengan tidak memaksakan laptop bekerja keras. Meski fungsinya sama dengan komputer, namun laptop dirancang untuk melakukan pekerjaan dengan durasi lebih pendek daripada komputer. Jika komputer bisa digunakan selama 24 jam non-stop, maka laptop bekerja lebih singkat yaitu sekitar 4-6 jam untuk beristirahat sejenak.Terlebih jika laptop dipaksakan untuk menjalankan software diluar batas kemampuan spesifikasinya. Dengan durasi yang panjang menjalankan software yang berat, itu merupakan perpaduan yang "sempurna" untuk laptop mencapai batas overheat. Kondisi ini akan langsung berimbas pada baterai tanam terlebih jika digunakan sambil diisi daya.
Kamu disarankan agar menggunakan laptop sesuai kapasitasnya. Ditambah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Jika terpaksa digunakan dalam waktu lama, sebaiknya laptop diistirahatkan setiap 4-5 jam hingga dingin. Dengan begini baterai tanam laptop akan lebih stabil kondisinya sehingga dapat memperpanjang umurnya.
Gunakan Hanya Charger Original
Charger bawaan laptop adalah perangkat paling kompatibel untuk baterai tanam laptop kamu. Merk yang sama bukan berarti charger kompatibel, namun terkadang Ampere yang dibutuhkan juga berbeda. Jadi ketika kamu lupa bawa charger atau chargermu rusak, sebaiknya jangan sembarangan meminjam charger. Gunakan hanya charger yang benar-benar original dan sesuai dengan merk + tipe laptopmu.Jika kamu memaksakan memakai charger diluar bawaan laptop, kamu akan menerima berbagai resiko buruk. Terlebih jika charger tersebut memiliki ukuran voltase dan ampere yang tidak sesuai. Bisa-bisa baterai tanam pada laptop kamu kinerjanya akan turun drastis bahkan bisa mengalami kebocoran. Intinya, selalu gunakan charger bawaan laptopmu.
Perhatikan Usia Baterai Tanam Itu Sendiri
Pada dasarnya, usia baterai tanam itu tergantung dari cara pemakaiannya. Semakin baik cara pemakaiannya maka usianya juga akan semakin panjang dan juga sebaliknya. Selain itu, setiap produsen juga memiliki klaim terhadap daya tahan baterai tanam laptop produksinya yang berbeda-beda.Namun, penggiat teknologi memiliki pandangan bahwa baterai tanam umumnya bisa bertahan pada siklus 300 sampai 500 kali charging. Artinya, baterai laptop dapat bertahan dalam kondisi terbaik paling tidak selama 2 hingga 3 tahun pertama. Namun hal ini hanya sebatas teori saja, semuanya kembali lagi pada cara penggunaannya.
Mengingat kondisi terbaik baterai tanam laptop memiliki batas dalam siklus tertentu, maka sebaiknya kamu melakukan proses charging dengan benar. Pastikan mencabut daya ketika baterai benar-benar penuh atau terisi 100%. Hilangkan kebiasaan buruk untuk mencabut charger ketika belum terisi penuh karena dapat mempercepat siklus penurunan kinerja.